doa  

Dzikir Jalalah – Sejarah, Teks Bacaan dan Cara Mengamalkannya

Sejarah,
Bacaan Dan Cara Mengamalkannya

Dzikir Jalalah

Sejarah

Dikisahkan pada tahun 1937 Masehi Al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf datang ke Majelis Kwitang untuk menghadiri acara Maulid Akhir yang diadakan oleh Al Habib Ali bin Abdurrohman Al Habsyi. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Kamis di Masjid Kwitang, Jakarta Pusat.

Di penghujung acara, Habib Ali meminta Habib Abu Bakar untuk memimpin bacaan dzikir (Talqinu dzikir), saat ini Al Habib Ali memberitahu kepada jama’ah yang hadir :

” Kita akan dengar dan ikuti Talqinudzikir yang mana di mohon kepada seorang yang sama-sama kita cintai Al Habib Abu Bakar dari kota Gresik (Habib Ali menahan pembicaraannya, lalu terdengar suara tangis beliau sambil meneruskan bicaranya beliau berkata). Hadirin lihatlah beliau punya wajah-wajah yang nampak akan Nur…. Cahaya Rasulullah… Beruntung bagi kita atas kehadirannya ” Ujar Al Habib Ali kepada Jama’ah.

Setelah Habib Ali menyampaikan kepada Jama’ah bahwa yang akan memimpin Talqinudzikir adalah Al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, lalu Habib Abu Bakar berdiri, dan Habib Ali menemani berdiri di sampingnya. Kemudian Habib Abu Bakar memulai Talqinudzikir seraya berkata :

” Orang Islam hidup dengan kalimat Laa ilaaha illallah, mati dengan kalimat Laa ilaaha illallah, selamat di alam barzakh berkat Laa ilaaha illallah, masuk surga karena Laa ilaaha illallah.”

Ketik Habib Abu Bakar menyampaikan hal tersebut, Isak tangis terdengar dari Habib Ali Kwitang, setelah itu jama’ah pun yang hadir juga ikut menangis karenanya. Lalu Habib Abu Bakar mengangkat tangannya sambil mengancungkan jari telunjuknya ke atas dengan membaca sholawat lalu dzikir jalallah.

Setelah beliau menuntun para jama’ah dengan dzikir jalallah, kemudian beliau bercerita tentang kisah dzikir yang dibacakan tersebut.

Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang sholeh, beliau adalah Al Qodhi Abdullah Al Baghdadiy. Beliau berkata :

Aku pernah melihat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam mimpi dan beliau terlihat pucat sekali, lalu aku berkata kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Kenapa engkau wahai Nabi, wajah engkau pucat sekali ?”

Lalu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :

“Di malam ini telah meninggal 1.500 orang dari umat-Ku, dua dari mereka meninggal dalam keadaan iman dan sisanya meninggal tanpa membawa iman (Su’ul khotimah).”

Aku berkata lagi kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Lalu apa kiat-kiat dari engkau untuk orang-orang yang bermaksiat agar mereka meninggal dengan membawa iman ?”

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :

“Ambillah kertas ini dan baca isinya, siapa orang membacanya dan membawanya lalu dia memindah dari satu tempat ke tempat yang lain (menyebarkan dan mengajarkan) maka termasuk golongan-Ku dan akan meninggal dalam keadaan membawa iman (Husnul Khotimah), akan tetapi siapa orang yang telah mendengarkannya dan dia tidak membacanya, tidak menyebarkannya maka dia lepas dari-Ku dan akupun lepas darinya.”

Seketika itu aku langsung terbangun dari tidurku dan aku lihat kertas tersebut yang telah ada digenggamanku ternyata di dalamnya berisi tulisan (dzikir) yang penuh barokah.

Diceritakan  juga bahwasanya Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf (Gresik) juga di ingatkan juga oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui mimpi tentang keutamaan dzikir tersebut untuk di dawamkan dan di kabarkan ke seluruh umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Makanya ketika haul beliau Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf rasanya wajib melantunkan dzikir jalalah tersebut yang saat ini sudah diamalkan oleh para habaib. Untuk kebenaran ceritanya kami ucapkan wallahu a’lam bishowaf. Karena cerita itu kami dapat dari para guru-guru kami.

Akhir dari cerita diatas terdapat hikmah tersendiri bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar selamat dari hilangnya iman. Sayyid Maliki rahimahullah dalam kitab Khulaashatu Syawaariqil Anwaari min ad’iyatis Saadatil Akhyar menganjurkan agar dzikir ini dibaca setelah membaca asmaul husna. Tetapi sebenarnya, dzikir ini bisa dibaca kapan saja tanpa ada batasan waktu . Hanya saja ada waktu-waktu tertentu yang lebih afdhol atau dianjurkan oleh para ulama dalam membacanya dan sebaiknya dibaca dengan dawam. Jika kita sering perhatikan saat dini hari menjelang sholat shubuh, pasti kita mendengar lantunan dzikir tersebut di beberapa masjid. Tidak hanya itu, dibeberapa majlis ta’lim, acara haul dan beberapa kegiatan seputar majlis selalu melantunkan dzikir tersebut sebelum do’a. Berikut beberapa habaib yang mengamalkan dzikir tersebut.

Bacaan Dzikir Jalalah

قَلَ نَّبِيُّ ﷺ اَفْضَلُ مَا قُلْتُ اَنَا وَ النَّبِيُّنَ مِنْ قَبْلِيْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ

Qola nabiyyu shollallaahu ‘alaihi wa sallam, afdholu maa qultu ana wa nabiyunaa min qobli Laa ilaaha illallah

Artinya :

“Telah bersabda nabi (Muhammad) semoga Allah memberikan sholawat dan salam kepadanya, bahwasanya : “Seutama-utamanya ucapan yang pernah kusebutkan (kuajarkan), begitu juga para nabi sebelumku adalah Tiada tuhan selain Allah.” (Kitab An Nasho’aih Ad Diniyah)

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهْ ﷺ كَلِمَةُ الْحَقُّ عَلَيْهَا نَحْيًا وَ عَلَيْهَا نَمُوْتُ وَ عَلَيْهَا نُبْعَثُ اِنْشَآءَ اللَّهَ تَعَالَى مِنَ الْآمٍنِيْنَ آمِيْنٌ

Muhammadur Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam kalimatul haq ‘alaiha nahya wa ‘alaiha namuwtu wa ‘alaiha nub’astsu insya allaha ta’alaa minal aaminin aamin

Artinya :

“Muhammad utusan Allah (Semoga Allah memberikan sholawat dan salam kepada-Nya) adalah perkataan yang benar. Atas-Nya aku dihidupkan, atas-Nya aku dimatikan , atas-Nya aku dibangkitkan, jika Allah yang Maha Luhur menghendaki termasuk orang yang aman. Kabulkan …”

لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهْ       اَلْمَوْجُوْدُ فِيْ كُلِّ زَمَانِ

Laa ilaaha illallah, Al – Maujud fii kulli zamaan

Artinya :

“Tiada tuhan selain Allah, Dzat yang selalu ada di setiap zaman”

لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهْ       اَلْمَعْبُوْدُ فِيْ كُلِّ مَكَانِ

Laa ilaaha illallah, Al – Ma’bud fii kulli makaan

Artinya :

“Tiada tuhan selain Allah, Dzat yang selalu di sembah di setiap tempat”

لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهْ       اَلْمَذْكُوْرُ بِكُلِّ لِسَانِ

Laa ilaaha illallah, Al-Madzkur bi kulli lisaan

Artinya :

“Tiada tuhan selain Allah, Dzat yang selalu disebut di setiap lisan”

لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهْ       اَلْمَعْرُوْفُ بِالْإِحْسَانِ

Laa ilaaha illallah, Al – Ma’ruf bil ihsan

Artinya :

“Tiada tuhan selain Allah, Dzat yang terkenal dengan kebaikan-Nya”

لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهْ       كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِيْ شَأْنِ

Laa ilaaha illallah, Kulla yaumin huwa fii saan

Artinya :

“Tiada tuhan selain Allah, Dzat yang setiap hari berada dalam kekuasaan-Nya”

لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهْ       اَلْاَمَانُ اَلْاَمَانُ

Laa ilaaha illallah, Al – Amaan Al – Amaan

Artinya :

“Tiada tuhan selain Allah, Berilah kami kemanan dan keselamatan”

مِنْ زَوَالِ الْإِيْمَانِ       وَ مِنْ فِتْنَةِ الشَّيْطَانُ

Min zawalil iman, wa min fitnatis syaithon

Artinya :

“Dari hilangnya iman dan dari godaan setan”

يَا قَدِيْمَ الْإِحْسَانُ كَمْ لَكَ عَلَيْنَا مِنْ إِحْسَانٌ

Ya qodhimal ihsan, kamlaka ‘alaina min ihsan

Artinya :

“Wahai dzat yang tidak mempunyai permulaan didalam kebaikannya, betapa banyak dari-Mu kepada kami dari pada kebaikan-kebaikan”

اِحْسَانُكَ الْقَدِيْمٌ يَا حَنَّانُ يَا مَنَّانٌ

Ihsanukal qodhim, Ya hannan ya mannan

Artinya :

“Sungguh kebaikan-Mu tidak berawal, Wahai tuhan yang Maha santun dan Maha pemberi nikmat”

يَا رَحِيْمُ يَا رَحْمَنٌ يَا غَفُوْرُ يَا غَفَّارٌ

Ya rohimu ya rohman, Ya ghofuru ya ghoffar

Artinya :

“Wahai yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Wahai yang Maha Pengampun dan Maha Pemaaf”

اِغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Ighfirlana warhamna wa anta khoiru Rohimin

Artinya :

“Ampunilah kami dan sayangilah kami, dan sesungguhnya engkau paling baiknya dzat yang menyayangi”

وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنٌ

Washollallahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa ‘aalihi wasohbihi wa sallam walhamdulillahi robbil ‘aalamin

Artinya :

“Dan semoga tambahan rahmat ta’dzim Allah tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad ( Semoga Allah memberikan sholawat dan salam kepada-Nya ) dan atas keluarga serta para sabatnya dan juga tambahan kesejahteraan dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam”

Cara Mengamalkan Dzikir Jalalah

Dzikir Jalallah sering dibacakan di Pesantren Darul Musthofa yang dipimpin oleh Al Habib Umar bin Hafidz, di Majelis Rasulullah SAW Pimpinan Allahyarham Habibana Munzir bin Fuad Al-Musawa dan Majelis-majelis ilmu, taklim para habaib dan ulama lainnya di akhir penutupan majelis.

Namun bagi kamu yang ingin mengamalkannya juga bisa dibacakan seusai sholat Fardhu dan sangat anjurkan diamalkan ketika usai subuh. Para alim ulama mengatakan bahwa kalimat dzikir yang paling bagus dibacakan setelah usai subuh adalah kalimat tauhid ” Laa ilaaha illallah “.

Dan di dalam Al-Qur’an pada Surah Al Ahzab Ayat 41-42, Allah SWT juga memberitahukan kepada hambaNya untuk berdzikir pada petang hari :

“Hai, sekalian orang yang mu’min! Ingatlah Allah sebanyak-banyaknya dan tasbihlah memuji Allah pagi-pagi dan petang-petang”

Di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dan Imam Tirmidzi menambahkan akan kemuliaan membaca dzikir di petang hari.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Barang siapa yang salat fajar kemudian berdzikir hingga terbit matahari maka api neraka tidak akan menyentuh kulit orang tersebut selamanya.” (HR. Baihaqi)

“Barang siapa yang shalat shubuh berjamaah kemudian duduk berdzikir hingga matahari terbit kemudian shalat dua rakaat maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna.” (HR Imam Tirmizi)

Demikian informasi yang dapat kami rangkum dan bagikan. Tulisan ini dapat kamu bagikan, dan jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya.

(Rumah-Muslimin/Hendra Setiawan)

Demikian Artikel ” Dzikir Jalalah: Sejarah, Bacaan dan Cara Mengamalkannya “

Semoga Bermanfaat

Wallahu a’lam Bishowab

Allahuma sholli ‘alaa sayyidina muhammad wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa salim

– Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama’ah –

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *